Langsung ke konten utama

Robin Hood

Bismillahirrahmanirrahim

"Dan sungguh, telah Kami tulis di dalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lauh Mahfuzh bahwasanya bumi ini akan diwarisi oleh hamba-hamba Ku yang shaleh."
(QS. Al-Anbiya' : 105)


Aku tak banyak mengetahui tentangnya. Hanya desusnya sebagai ahli panah yang ku tahu. Keahliannya terhadap panah membuat Robin Hood sering digadang-gadang sebagai superhero. Anak-anak dikomplek rumahku juga sering menyebutkan namanya, saat mereka beracting menjadi superhero. 

"Aku Robin Hood, akan ku panah kalian sampai mati, wuuuusss ...", begitulah cara anak-anak komplek bertempur.

Tiba-tiba terlintas sesosok laki-laki dipikiranku. Lelaki yang tak kalah hebatnya dari Robin Hood, bahkan menurutku jauh lebih hebat dari sosok Robin Hood. Ia lelaki yang bersembunyi dibalik kehebatannya.

Ia adalah lelaki pertama yang melepaskan anak panah di jalan Allah dan lelaki pertama yang terkena panah pula. Lelaki yang rela bersumpah kehilangan ibu demi tegaknya iman dihati. Dan lelaki yang dijanjikan surga oleh Rasulullah karena bersih hatinya dari dendam dan niat jahat terhadap saudaranya.

Terkisahlah saat kacau balaunya pasukan muslim di Perang Uhud. Pasukan kocar-kacir melawan Quraisy, dan waktu paling kritisnya hidup Rasulullah. Bagaimana tidak? Dendam kesumat yang tertanam dihati pasukan Quraisy sudah menumpuk layaknya Gunung Uhud tempat mereka bertempur itu. Kematian Rasulullah -Sang Nabi baru- pun menjadi tujuan utama pasukan Quraisy yang saat itu membringas tanpa ampun. Inilah masa paling kritis kehidupan Rasulullah, ketika dikepung oleh pasukan yang kelaparan layaknya zombie. 

Lelaki ini adalah lelaki pertama yang mendatangi Rasulullah ketika ia melihat tak ada siapapun yang melindungi Kekasih Allah. Langkahnya besar, kekhawatirannya membuncah, ia akan menyalahkan dirinya jika terjadi sesuatu dengan Rasulullah. Tibalah ia disisi Rasulullah, dengan setia ia menghalangi siapa pun yang hendak melukai Rasulullah. Lelaki yang tanpa takut melesatkan anak panah meskipun beribu pasukan yang ia hadapai. Hanya satu tujuannya 'tidak ada yang boleh menyentuh Sang Kekasih Allah' sekalipun nyawanya menjadi taruhan. Busur panahnya tak pernah diam, anak panah selalu melesat dari busurnya itu. Kehandalannya dalam memainkan busur tak dapat diragukan, satu persatu musuh tewas dalam dekapan anak panahnya yang tak pernah melesat dari sasaran.

Rasulullah yang melihat kegigihannya dalam bertempur pun membantunya mengeluarkan anak panah dari tabungnya dan diserahkan padanya seraya bersabda, "Panahlah terus demi ayah dan ibuku sabagai tebusanmu."

Lihatlah bahkan Rasulullah, Sang Kekasih Allah, saja menebus lelaki itu dengan ayah dan ibu beliau. Dan tebusan ini sebagai bukti sepak terjang kehebatannya di medan perang. Tebusan yang tak pernah diucapkan Rasulullah kepada siapa pun selain dirinya.

Mendengar itu, dia justru tak berbangga diri. Hatinya sangat bersyukur saat menjadi orang terpilih disisi Rasulullah, sepanjang kariernya dia tak pernah lepas dari busur panah yang menjadi handalannya di dalam medan perang. Busur yang membuatnya istimewa disisi Sang Kekasih Allah.

Ia adalah lelaki yang dikenal sebagai pemanah ulung di Jazirah Arab. 

Sa'ad bin Abi Waqqash, Robin Hoodnya pasukan muslim. 

Bahkan ungkapan itu tidak tepat menurutku. Justru Robin Hood-lah Sa'ad bin Abi Waqqash-nya benua Eropa. Karena kehebatan Robin Hood hanya sebatas dirinya dengan Sheriff of Nottingham, pejabat korupsi yang dilawannya untuk kepentingan rakyat. Sementara Sa'ad bin Abi Waqqah superhero Perang Uhud yang melawan kebringasan seribu pasukan.

Aku pun menghampiri anak-anak kecil yang sedang meniru gaya Robin Hood dengan dukungan beberapa properti.

"Ada yang lebih hebat dari Robin Hood loh", ucapku menginstrupsi salah satu anak yang sedang menjadi Robin Hood.

"Siapa kak?", tanyanya antusias.

"Sa'ad bin Abi Waqqash."

"Ga pernah denger tuh, kak."

"Sini kakak ceritai tentang Sa'ad, biar pernah denger. Dia lebih hebat dari Robin Hood."

Seketika semua anak yang asik bermain tadi mendengar percakapanku dengan anak yang berperan sebagai Robin Hood, mereka pun mendatangi ku dan berteriak, "Ayo kak ayo, aku mau denger."

Aku tersenyum. Merasa senang ketika mereka sangat antusias, aku sangat ingin mereka tahu, bahwa superhero yang banyak mereka kagumi hanya sebatas cerita fiksi dan khayalan dan aku ingin mereka juga tahu, bahwa mereka bahkan punya nenek moyang superhero yang lebih nyata adanya. Bukan fiksi apalagi khayalan. 

Dan jauh lebih hebat.


Wallahu'alam bishawab.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan Praktikum Kimia Menentukan Perubahan Entalpi

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA MENENTUKAN PERUBAHAN ENTALPI REAKSI   OLEH             KELOMPOK                                    : II ANGGOTA                                       : 1.       ADI YULIANTTO                                                    2155905 2.       ARIZKY PERWIRA RANGKUTI                          2155908 3.       FADHILLAH NUR PRATIWI                                 2155915 4.       FAISAL ALFANSURI S                                          2155916 5.       FUADIANTI AULIA                                                2155919 KELAS                                              : XI IPA 6 TANGGAL PRAKTIKUM             : 15 September 2016 GURU PEMBIMBING                   : Darmayanto S.Pd., M.Si SMAN 1 (PLUS) MATAULI PANDAN T.P 2016-2017 1.1 JUDUL PRAKTIKUM             Menentukan Perubahan Entalpi Reaksi 1.2 TUJUAN PRAKTIKUM             1) Dapat menentukan perubahan entalpi pada reaksi ant

Gugurnya Sang Panji Uhud

Bismillah Matahari bersinar terlalu terik kala itu. Seperti biasa. Mekah memang seperti itu. Seorang pemuda tampan berjalan menyusuri Kota Mekah. Seantero Mekah juga tahu siapa pemuda yang tengah berjalan itu, ditambah lagi dengan ciri khas aroma parfum yang digunakannya. Parfum dari negeri Yaman, parfum mewah dan mahal yang tidak sembarangan orang memakainya. Dia pemuda yang banyak gadis memujanya, bukan hanya karena ketampanannya, tapi juga karena kecerdasan dan kecemerlangannya. Pemuda yang terlahir dari keluarga kaya dan penuh kemewahan. Tak pernah satupun keinginannya di tolak oleh kedua orang tuanya. Dia adalah Ibnu Umair, atau dikenal dengan lengkap sebagai Mush’ab bin Umair. Langkah kakinya terus menyusuri Kota Mekah hingga ia tiba di Bukit Shafa, di rumah al-Arqam bin Abi al-Arqam. Darul Arqam, begitulah kaum muslimin mengatakannya. Ia kesini bukan tanpa tujuan. Hari-harinya selalu diliputi tanda tanya mengenai sosok Muhammad yang selalu saja diperbincangkan oleh orang-orang

Lelah atau Menyerah

"Jika kamu tidak tahan terhadap penatnya belajar, maka kamu akan menanggung bahayanya kebodohan." - Imam Syafi'i - "Ada apa hari ini?", tanyanya disela rasa lelah yang saat ini menyelimutiku. Aku tidak memiliki tenaga hari ini. Cukup. Aku malas menjawabnya. Aku menelungkupkan kepalaku di atas meja.  "Hei!" "Aku lelah, ku mohon. Aku malas untuk berbicara." "Kau sedang lelah atau menyerah?" "Sama saja." "Tentu berbeda. Jika kau lelah silahkan istirahat sejenak untuk kembali menata hati dan kembali melangkah. Tapi jika kau menyerah, harus apa? Bukankah menyerah adalah akhir segalanya?" "Aku menyerah karena sudah sangat lelah dengan semuanya." "Apa yang kau lelahkan hingga membuatmu menyerah?" "Perjuangan ini." "Perjuangan semacam apa yang membuatmu begitu cepat menyerah? Perjuangan meraih ambisi dunia? Jika iya, pantas saja kau mudah menyerah." Mendengar jawabannya aku menegak