LAPORAN
PRAKTIKUM KIMIA
MENENTUKAN
PERUBAHAN ENTALPI REAKSI
OLEH
KELOMPOK : II
ANGGOTA :
1.
ADI
YULIANTTO 2155905
2.
ARIZKY
PERWIRA RANGKUTI 2155908
3.
FADHILLAH
NUR PRATIWI 2155915
4.
FAISAL
ALFANSURI S 2155916
5.
FUADIANTI
AULIA 2155919
KELAS :
XI IPA 6
TANGGAL PRAKTIKUM :
15 September 2016
GURU PEMBIMBING : Darmayanto S.Pd., M.Si
SMAN
1 (PLUS) MATAULI PANDAN
T.P
2016-2017
1.1
JUDUL PRAKTIKUM
Menentukan Perubahan Entalpi Reaksi
1.2
TUJUAN PRAKTIKUM
1) Dapat menentukan perubahan entalpi pada reaksi antara
larutan natrium hidroksida dengan larutan asam klorida
2) Dapat
mengetahui reaksi eksoterm dan reaksi endoderm pada larutan NaOH, HCl dan
campuran NaOH dan HCl.
1.3
ALAT DAN BAHAN
ALAT DAN BAHAN
|
UKURAN/SATUAN
|
JUMLAH
|
Gelas
styrofoam
|
200 mL
|
2 buah
|
Silinder
ukur
|
20 mL
|
2 buah
|
Termometer
|
0-500C
|
1 buah
|
Larutan natrium hidroksida
|
1 M
|
50 mL
|
Larutan asam
klorida
|
1 M
|
50 mL
|
Entalpi adalah jumlah energi internal dari suatu sistem termodinamika ditambah energi yang digunakan untuk melakukan kerja. Entalpi tidak bisa diukur, yang bisa dihitung adalah nilai perubahannya.
Pada reaksi kimia, sistem dapat melepaskan atau menyerap kalor. Reaksi kimia dengan sistem melepaskan kalor disebut reaksi eksoterm, sedangkan reaksi kimia dengan sistem menyerap kalor disebut reaksi endoterm. Pada reaksi eksoterm, ∆H bernilai negatif yang harga mutlatknya sebesar kalor yang dilepaskan. Pada reaksi endoterm, ∆H reaksi berharga positif yang harga mutlaknya sebesar kalor yang diserap.
Untuk menentukan perubahan entalpi standar (∆H) dapat dilakukan dengan cara teoritis dan secara eksperimen. Apabila menentukan perubahan entalpi secara teoritis, maka akan menerapkan Hukum Hess dan Energi Ikatan. Apabila menentukan perubahan entalpi secara eksperimen (kalorimetris), maka diperlukan suatu alat kalorimeter.
Ada 2 metode dalam penentuan kalor reaksi secara kalorimetris, yaitu kalorimetri pembakaran dan kalorimetri reaksi. Metode kalorimetri pembakaran dilakukan dengan cara membakar suatu unsur atau senyawa (umumnya dengan oksigen) dalam kalorimeter, kemudian kalor yang dibebaskan dalam reaksi pembakaran tersebut diukur. Kalorimeter yang digunakan untuk melakukan eksperimen metode kalorimetri pembakaran disebut kalorimeter tipe bom. Sementara itu, metode kalorimetri reaksi merujuk pada penentuan kalor reaksi apa saja selain reaksi pembakaran. Kalorimeter yang digunakan untuk melakukan eksperimen metode kalorimetri reaksi disebut kalorimeter tipe reaksi.
Kalorimeter terdiri atas penangas air dengan dinding isolasi dan bejana reaksi yang terendam dalam air. kenaikan temperatur diukur dengan termometer. Kalor yang dilepas oleh sistem sama dengan kalor yang diserap oleh kalorimeter, yaitu sebesar kapasitas kalor dari kalorimeter dikalikan dengan temperatur.
Pada reaksi eksoterm, kalor yang dilepaskan dari reaksi digunakan untuk menaikkan temperatur larutan dan kalorimeter. Untuk reaksi endoterm, kalor yang diserap oleh reaksi sama dengan kalor yang diserap larutan.
Kalorimeter sederhana ialah alat untuk mengukur perubahan suhu dari sejumlah air atau larutan sebagai akibat dari suatu reaksi kimia dalam suatu wadah terisolasi. Jadi, kalor reaksi sama dengan jumlah kalor yang diserap atau yang dilepaskan larutan di dalam gelas. Jumlah kalor yang diserap atau dilepaskan larutan dapat ditentukan dengan mengukur perubahan suhunya (Ted Lister and Janet Renshaw, 2000).
Karena energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan (Hk. Termodinamika I), maka:
Perbedaan entalpi reaksi secara eksperimen dapat ditentukan dengan alat kalorimeter. Perhitungan yang digunakan menggunakan prinsip Azaz Black yaitu kalor yang diserap sama dengan kalor yang dibebaskan. Kalor yang dibebaskan dalam reaksi dapat dihitung dengan rumus :
Keterangan: m = massa larutan ( g)
C = kalor jenis = 4,18 Jg-10 C-1
∆T = Takhir- Tawal ( oC )
1.5 PROSEDUR KERJA
a. Masukkan 50 mL larutan NaOH 1 M ke dalam gelas styrofoam dan masukkan 50 mL HCl 1 M ke dalam silinder ukur.
b. Ukurlah suhu kedua larutan. Jika suhu kedua larutan berbeda, catatlah suhu rata-ratanya sebagai suhu awal.
q reaksi = –q larutan
q larutan = m · c · ΔT
Perbedaan entalpi reaksi secara eksperimen dapat ditentukan dengan alat kalorimeter. Perhitungan yang digunakan menggunakan prinsip Azaz Black yaitu kalor yang diserap sama dengan kalor yang dibebaskan. Kalor yang dibebaskan dalam reaksi dapat dihitung dengan rumus :
Q = m. c. ∆T
Keterangan: m = massa larutan ( g)
C = kalor jenis = 4,18 Jg-10 C-1
∆T = Takhir- Tawal ( oC )
1.5 PROSEDUR KERJA
a. Masukkan 50 mL larutan NaOH 1 M ke dalam gelas styrofoam dan masukkan 50 mL HCl 1 M ke dalam silinder ukur.
b. Ukurlah suhu kedua larutan. Jika suhu kedua larutan berbeda, catatlah suhu rata-ratanya sebagai suhu awal.
c. Tuangkan larutan HCl dan NaOH ke dalam kalorimeter . Aduk kedua larutan tersebut dan masukkan termometer ke dalam kalorimeter. Perhatikan suhu yang terbaca pada termometer. Catatlah suhu tertinggi yang terbaca sebagai suhu akhir
d. Catat pengamatan anda dengan membuat tabel pengamatan.
e. Hitunglah kalor yang berpindah dari sistem ke lingkungan agar suhu larutan kembali turun dan menjadi sama dengan suhu awal (anggap massa jenis larutan = 1 g/mL dan kkalor jenis larutan 4,2 J/ gK.
1.6
HASIL PENGAMATAN
NO.
|
NAMA LARUTAN
|
TEMPERATUR AWAL
(T1)
|
TEMPERATUR AKHIR
(T2)
|
PERUBAHAN
(∆T)
|
1.
|
NaOH
|
26o C
|
33 o C
|
7 o C
|
2.
|
HCl
|
26o C
|
28 o C
|
2 o C
|
3.
|
NaOH + HCl
|
26o C
|
37 o C
|
11 o C
|
Hasil
pengamatan kami di atas berdasarkan fakta dan pembuktian. Dimana NaOH dan HCl
mengalami kenaikan suhu. Kenaikan suhu
ini meyebabkan sistem melepas
kalor dan lingkungan yang menerima
kalor. Dengan hal ini kedua reaksi tersebut adalah reaksi eksoterm.
1.7
PEMBAHASAN
Dalam reaksi di atam terdapat 50 mL NaOH dan HCl dengan massa jenis dianggap 1 gr/mL dan kalor jenis larutan 4,2 J/grK. Suhu kedua larutan sudah tertera di atas. Dengan hal ini perpindahan kalor yang terjadi dari keduanya dapat di tuliskan sebagai berikut :
Oleh karena kalorimeter tidak menyerap kaoor atau melepas kalor, maka :
*NaOH
Dik : ρ = 1 g/mL C = 4,2 J/grK
T1 = 26o C T2 = 33 o C
∆T = 7 o C = 280 K
Dit : q ..?
Jwb : m = ρ x V
= 1 g/mL x 50mL
= 50 g
Q = m . c . ∆T
= 50g . 4,2 J/gK . 280 K
= 58. 800 J (karena reaksi melepas kalor maka -58.800 J)
*HCl
Dik : ρ = 1 g/mL C = 4,2 J/grK
T1 = 26o C T2 = 28o C
∆T = 2o C = 275 K
Dit : q ..?
Jwb : m = ρ x V
= 1 g/mL x 50mL
= 50 g
Q = m . c . ∆T
= 50g . 4,2 J/gK . 275 K
= 57.750 J (karena reaksi melepas kalor maka -57.750 J)
*NaOH + HCl
Dik : ρ = 1 g/mL C = 4,2 J/grK
T1 = 26o C T2 = 37o C
∆T = 1 o C = 284 K
Dit : q ..?
Jwb : m = m(NaOH) + m(HCl)
= 50g + 50g
= 100 gram
Q = m . c . ∆T
= 100g . 4,2 J/gK . 284 K
= 119.280 J (karena reaksi melepas kalor maka -119.280 J)
= -119,28 kJ
NaOH = HCl = 0.05 L x 1 mol/L = 0,05 mol
Jadi, pada reaksi antara 0,05 mol NaOH dengan 0.1 mol HCl terjadi perubahan kalor sebesar
Maka, untuk setiap 1 mol NaOH yang bereaksi dengan 1 mol HCl akan terjadi perubahan kalor sebesar :
∆H = Q / mol
= -119,28 kJ / 0,05 mol
= -2.385,6 kJ/mol
Perubahan kalor yang bertanda negatif menunjukkan reaksi berlangsung secara eksoterm. Pada tekanan konstan, perubahan kalornya sama dengan perubahan entalpinya. Persamaan reaksi termokimianya :
NaOH(aq) + HCl(aq) ----> NaCl(aq) + H2O(l) ∆H = -2.385,6 kJ/mol
Qreaksi = -(qkalorimeter + qlarutan)
Oleh karena kalorimeter tidak menyerap kaoor atau melepas kalor, maka :
qreaksi = - qlarutan
qlarutan = m . c. ∆T
*NaOH
Dik : ρ = 1 g/mL C = 4,2 J/grK
T1 = 26o C T2 = 33 o C
∆T = 7 o C = 280 K
Dit : q ..?
Jwb : m = ρ x V
= 1 g/mL x 50mL
= 50 g
Q = m . c . ∆T
= 50g . 4,2 J/gK . 280 K
= 58. 800 J (karena reaksi melepas kalor maka -58.800 J)
*HCl
Dik : ρ = 1 g/mL C = 4,2 J/grK
T1 = 26o C T2 = 28o C
∆T = 2o C = 275 K
Dit : q ..?
Jwb : m = ρ x V
= 1 g/mL x 50mL
= 50 g
Q = m . c . ∆T
= 50g . 4,2 J/gK . 275 K
= 57.750 J (karena reaksi melepas kalor maka -57.750 J)
*NaOH + HCl
Dik : ρ = 1 g/mL C = 4,2 J/grK
T1 = 26o C T2 = 37o C
∆T = 1 o C = 284 K
Dit : q ..?
Jwb : m = m(NaOH) + m(HCl)
= 50g + 50g
= 100 gram
Q = m . c . ∆T
= 100g . 4,2 J/gK . 284 K
= 119.280 J (karena reaksi melepas kalor maka -119.280 J)
= -119,28 kJ
NaOH = HCl = 0.05 L x 1 mol/L = 0,05 mol
Jadi, pada reaksi antara 0,05 mol NaOH dengan 0.1 mol HCl terjadi perubahan kalor sebesar
qreaksi = -119,28 kJ.
Maka, untuk setiap 1 mol NaOH yang bereaksi dengan 1 mol HCl akan terjadi perubahan kalor sebesar :
∆H = Q / mol
= -119,28 kJ / 0,05 mol
= -2.385,6 kJ/mol
Perubahan kalor yang bertanda negatif menunjukkan reaksi berlangsung secara eksoterm. Pada tekanan konstan, perubahan kalornya sama dengan perubahan entalpinya. Persamaan reaksi termokimianya :
NaOH(aq) + HCl(aq) ----> NaCl(aq) + H2O(l) ∆H = -2.385,6 kJ/mol
1.8 KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat diambil suatu simpulan bahwa,
1. ∆H yang diperoleh melalui percobaan tersebut adalah sebesar – 2.385,6 kJ/mol. Tanda negatif menandakan bahwa reaksi tersebut melepas kalor.
2. Reaksi antara NaOH dengan HCl menunjukkan adanya peningkatan suhu. Sehingga reaksi tersebut melepaskan kalor (eksoterm)
1.9 DAFTAR PUSTAKA
tempratur awal yang 26 derajat itu dari mana kak?
BalasHapusDari hasil pengamatan di lab
Hapus