Langsung ke konten utama

Wild Ground Phlox

Bismillahirrahmanirrahim


"Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya."

(QS. Al - Anbiyya : 33)


Entah sudah berapa lama tangan dan jemariku tidak berkutat dengan pena ataupun menari di atas papan qwerty. Pikiranku kemalut, hatiku bungkam, dan mulutku membisu. Tak ada satupun kata yang singgah dan dapat ku tuangkan.

Semua seakan buntu.

Aku selalu mencoba untuk kembali bermain dengan rentetan kata, namun hasilnya nihil. Tetap saja aku selalu tenggelam ketika sudah berada ditengah lautan kata.

Membaca buku, mencoba lebih peka dengan sekitar, dan mencari jejak pengalaman yang pernah kujelajahi. Lagi-lagi.

Semua gagal.

Dan sekarang aku disini sendiri.

Taman komplek rumah.

Sepenuhnya aku tidak sendiri,karena aku bersama teman-teman yang sudah lama tak ku sapa. Layar segi empat sudah dihadapanku dan buku sampul coklat yang sudah ku penuhi dengan coretan kata. Aku menghembuskan nafas, aku ingin mengakhiri ini semua. Kepalaku terasa berat ketika berhari-hari bahkan berbulan-bulan aku tak dapat mengungkapkan perasaanku dengan menulis. Mataku masih terus menelusuri ke berbagai arah. Berharap dapat menemukan sesuatu yang bisa menyelamatkanku yang sudah lama tenggelam ini.

Kepalaku mulai menjelajah ke langit.

Dan mataku jatuh pada bulan purnama yang bersinar lebih terang dan sedikit lebih besar dari biasanya.

Aku mengecek ponsel yang ku kantongi di saku hoodie ku.

19 April.
‘Ah iya, aku hampir lupa!'

Berdasarkan informasi dari salah satu media yang sering ku baca lamanya hanya untuk tahu apa yang akan terjadi di langit pada setiap bulannya, tepat pada tanggal ini akan terjadi salah satu fenomena pada bulan.

Pink moon.

Aku kembali melihat bulan, menelitinya dengan baik. Namun, tak ku lihat sedikipun ada warna pink di bulan. Lalu kenapa di sebut fenomena 'pink moon' ?

Aku memang sangat menyukai langit malam. Ciptaan Allah yang luar biasa ini selalu bisa membuatku merasa bahagia. Namun, aku tak terlalu dalam mengetahui mengenai langit malam dan benda-benda langit yang selalu menghiasnya.
Wild ground phlox atau pink moon, fenomena yang bisa terjadi saat bulan berada pada jarak yang dekat dengan bumi dan posisi bulan berada pada gugus bintang virgo.”

"Eh?”, aku mengerjap kaget ketika ada suara yang tiba-tiba ada di dekatku. Aku mengalihkan perhatianku dari bulan, dan saat ini aku melihat siapa yang barusan datang dengan tiba-tiba. Sebelumnya, aku tidak pernah melihatnya berada di komplekku. Kalau aku mengambil kesimpulan, mungkin dia baru pindahan kesini.

“Sorry, aku ngageti kamu ya?”, tanyanya padaku.

Aku hanya mengangguk sambil sedikit tersenyum.

“Kamu pasti lagi heran kenapa bulannya ga warna pink kan?”, tanyanya lagi padaku.

Aku kembali mengangguk. “Hm.”

“Nama fenomena bulan ini memang pink moon, tapi bukan berarti bulan akan berubah jadi warna pink”, jelasnya kepadaku yang masih diam.

“Jadi?”

“Istilah pink moon berasal dari nama tumbuhan herbal yang berwarna pink atau orang amerika menyebutnya dengan Wild Ground Phlox. Jadi bulannya ga akan berwarna pink, tapi bakal leih besar dan lebih terang dari biasanya. Seperti Supermoon sih, tapi ini versi mininya.”

Aku mengangguk paham dengan penjelasannya barusan. Sekarang aku tahu jawabannya. Tapi, aku kembali bertanya padanya, “Terus apa hubungannya tumbuhan itu sama bulan?”

"Aku juga gatau tepatnya kenapa, tapi tumbuhan ini akan mekar pada musim semi diwilayah Amerika Serikat dan Kanada. Dan itu terjadi sekitaran bulan April, seperti sekarang yang dimana bulan berada fase full moon. Jadi mekarnya bunga ini sebagai tanda bahwa bulan akan bersinar terang. Nah, mungkin karena bersamaan dengan mekarnya tumbuhan. Makanya bulan ini dinamai sesuai nama tumbuhan ini.”

Aku mendengar penjelasannya dengan baik, tanpa melewakan sedikitpun ilmu baru yang ku dapat dari orang asing yang masih berdiri tegak di depanku ini.

Aku kembali mengangguk dan sekilas melihatnya sambil tersenyum, “Makasih atas ilmunya.”

Kepalanya yang semula memandangi bulan, seketika menoleh kepadaku. Lalu mengangguk dan berkata, “Bukan apa-apa. Cuma dikit yang aku kasih tau, ga bisa disebut sebagai ilmu.”

Aku tak tahu harus menjawab apa, sehingga aku hanya tersenyum dan sedikit mengeluarkan tawa ringan. Tiba-tiba terlintas dipikiranku untuk bertanya padanya.

“Kamu orang baru?”, tanyaku.

“Eh? Ah iya, kenalkan namaku- . Belum sempat dia menyebutkan namanya, aku dan dia sama-sama mendengar sebuah nada dering yang bersumber dari ponselnya. Dia pun merogoh kantongnya dan mengangkat panggilannya, namun saat itu juga kakinya pergi melangkah dan meninggalkan sebuah nama yang belum sempat terucapkan olehnya.

Aku ingin mencegah, tapi tampaknya dia sedang teburu-buru. Tak apalah, setidaknya saat ini pikiranku tak kalut lagi, dan jemari tanganku mulai menari di papan qwerty yang beberapa menit lalu kuangguri karena kedatangan sosok asing. Seketika layar segi empat dihadapanku ini sudah penuh dengan lautan kata, dan kali ini aku tak tenggelam lagi di tengahnya.

Aku kembali dengan selamat.

Semua ini karena bulan, atau lebih tepatnya karena fenomena Wild Ground Phlox. Fenomena yang membuatku semakin terpana dengan ciptaan Allah yang selalu ku harap kehadirannya dilangit malam. Dan terima kasih juga untuk kamu, nama yang tak sempat terucap.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan Praktikum Kimia Menentukan Perubahan Entalpi

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA MENENTUKAN PERUBAHAN ENTALPI REAKSI   OLEH             KELOMPOK                                    : II ANGGOTA                                       : 1.       ADI YULIANTTO                                                    2155905 2.       ARIZKY PERWIRA RANGKUTI                          2155908 3.       FADHILLAH NUR PRATIWI                                 2155915 4.       FAISAL ALFANSURI S                                          2155916 5.       FUADIANTI AULIA                                                2155919 KELAS                                              : XI IPA 6 TANGGAL PRAKTIKUM             : 15 September 2016 GURU PEMBIMBING                   : Darmayanto S.Pd., M.Si SMAN 1 (PLUS) MATAULI PANDAN T.P 2016-2017 1.1 JUDUL PRAKTIKUM             Menentukan Perubahan Entalpi Reaksi 1.2 TUJUAN PRAKTIKUM             1) Dapat menentukan perubahan entalpi pada reaksi ant

Gugurnya Sang Panji Uhud

Bismillah Matahari bersinar terlalu terik kala itu. Seperti biasa. Mekah memang seperti itu. Seorang pemuda tampan berjalan menyusuri Kota Mekah. Seantero Mekah juga tahu siapa pemuda yang tengah berjalan itu, ditambah lagi dengan ciri khas aroma parfum yang digunakannya. Parfum dari negeri Yaman, parfum mewah dan mahal yang tidak sembarangan orang memakainya. Dia pemuda yang banyak gadis memujanya, bukan hanya karena ketampanannya, tapi juga karena kecerdasan dan kecemerlangannya. Pemuda yang terlahir dari keluarga kaya dan penuh kemewahan. Tak pernah satupun keinginannya di tolak oleh kedua orang tuanya. Dia adalah Ibnu Umair, atau dikenal dengan lengkap sebagai Mush’ab bin Umair. Langkah kakinya terus menyusuri Kota Mekah hingga ia tiba di Bukit Shafa, di rumah al-Arqam bin Abi al-Arqam. Darul Arqam, begitulah kaum muslimin mengatakannya. Ia kesini bukan tanpa tujuan. Hari-harinya selalu diliputi tanda tanya mengenai sosok Muhammad yang selalu saja diperbincangkan oleh orang-orang

Lelah atau Menyerah

"Jika kamu tidak tahan terhadap penatnya belajar, maka kamu akan menanggung bahayanya kebodohan." - Imam Syafi'i - "Ada apa hari ini?", tanyanya disela rasa lelah yang saat ini menyelimutiku. Aku tidak memiliki tenaga hari ini. Cukup. Aku malas menjawabnya. Aku menelungkupkan kepalaku di atas meja.  "Hei!" "Aku lelah, ku mohon. Aku malas untuk berbicara." "Kau sedang lelah atau menyerah?" "Sama saja." "Tentu berbeda. Jika kau lelah silahkan istirahat sejenak untuk kembali menata hati dan kembali melangkah. Tapi jika kau menyerah, harus apa? Bukankah menyerah adalah akhir segalanya?" "Aku menyerah karena sudah sangat lelah dengan semuanya." "Apa yang kau lelahkan hingga membuatmu menyerah?" "Perjuangan ini." "Perjuangan semacam apa yang membuatmu begitu cepat menyerah? Perjuangan meraih ambisi dunia? Jika iya, pantas saja kau mudah menyerah." Mendengar jawabannya aku menegak