Langsung ke konten utama

Sosok di Masa Lalu

Ku tuliskan rasa yang telah membuncah dalam jiwa
Rasa itu tak tertahan lagi
Meluap layaknya air bah yang menerjang perkampungan
Rasa yang membuat hatiku berdesir seperti ombak yang menggulung
Dan ku wakilkan semuanya dalam secarik kertas yang bermodalkan tinta hitam

Hanya sekelebat cerita di masa lalu yang bisa menemaniku di malam yang sepi
Riuh suara tak pelak membuatku berhenti membingkai perihal masa lalu
Aku selalu suka apapun dari sosokmu di masa lalu
Pribadimu yang elok selalu menjadi daya tarik untukku

Semua bukan hanya sekedar dongeng bagiku
Seuntai kalimat pun dari ceritamu di masa lalu menumbuhkan rasa yang tak terungkapkan oleh lisanku
Dan rasa itu terus bertahan sampai ia tak sanggup lagi membendung

Malam mulai larut dan purnama pun sudah lelah bertengger di angkasa
Tapi aku masih kokoh berdiri di tepi pantai demi sebuah rasa yang nestapa
Menunggu isyarat alam yang membisikkan ke dalam jiwa
Hendak kemana aku pergi ...

Ingin rasanya ku lepas semua disini
Lalu pergi tak kembali
tapi untuk apa?
Rasa itu tak akan pernah hilang
Hanya secuil pengharapan yang ku inginkan sekarang
Bertemu denganmu ...

Jikapun itu fatamorgana
Aku berharap engkau izinkan aku duduk berdua denganmu
Duduk di telaga kautsar yang permai
Memelukmu ...
Bercanda tawa ...
Dan hidup dalam naungan cintamu ...

Kumohon syafaat cintamu tercurahkan untukku kelak ya Rasulullah ....



18 Safar 1440 H
Suara hati dari umatmu yang merindukanmu,

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan Praktikum Kimia Menentukan Perubahan Entalpi

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA MENENTUKAN PERUBAHAN ENTALPI REAKSI   OLEH             KELOMPOK                                    : II ANGGOTA                                       : 1.       ADI YULIANTTO                                                    2155905 2.       ARIZKY PERWIRA RANGKUTI                          2155908 3.       FADHILLAH NUR PRATIWI                                 2155915 4.       FAISAL ALFANSURI S                                          2155916 5.       FUADIANTI AULIA                                                2155919 KELAS                                              : XI IPA 6 TANGGAL PRAKTIKUM             : 15 September 2016 GURU PEMBIMBING                   : Darmayanto S.Pd., M.Si SMAN 1 (PLUS) MATAULI PANDAN T.P 2016-2017 1.1 JUDUL PRAKTIKUM             Menentukan Perubahan Entalpi Reaksi 1.2 TUJUAN PRAKTIKUM             1) Dapat menentukan perubahan entalpi pada reaksi ant

Gugurnya Sang Panji Uhud

Bismillah Matahari bersinar terlalu terik kala itu. Seperti biasa. Mekah memang seperti itu. Seorang pemuda tampan berjalan menyusuri Kota Mekah. Seantero Mekah juga tahu siapa pemuda yang tengah berjalan itu, ditambah lagi dengan ciri khas aroma parfum yang digunakannya. Parfum dari negeri Yaman, parfum mewah dan mahal yang tidak sembarangan orang memakainya. Dia pemuda yang banyak gadis memujanya, bukan hanya karena ketampanannya, tapi juga karena kecerdasan dan kecemerlangannya. Pemuda yang terlahir dari keluarga kaya dan penuh kemewahan. Tak pernah satupun keinginannya di tolak oleh kedua orang tuanya. Dia adalah Ibnu Umair, atau dikenal dengan lengkap sebagai Mush’ab bin Umair. Langkah kakinya terus menyusuri Kota Mekah hingga ia tiba di Bukit Shafa, di rumah al-Arqam bin Abi al-Arqam. Darul Arqam, begitulah kaum muslimin mengatakannya. Ia kesini bukan tanpa tujuan. Hari-harinya selalu diliputi tanda tanya mengenai sosok Muhammad yang selalu saja diperbincangkan oleh orang-orang

Lelah atau Menyerah

"Jika kamu tidak tahan terhadap penatnya belajar, maka kamu akan menanggung bahayanya kebodohan." - Imam Syafi'i - "Ada apa hari ini?", tanyanya disela rasa lelah yang saat ini menyelimutiku. Aku tidak memiliki tenaga hari ini. Cukup. Aku malas menjawabnya. Aku menelungkupkan kepalaku di atas meja.  "Hei!" "Aku lelah, ku mohon. Aku malas untuk berbicara." "Kau sedang lelah atau menyerah?" "Sama saja." "Tentu berbeda. Jika kau lelah silahkan istirahat sejenak untuk kembali menata hati dan kembali melangkah. Tapi jika kau menyerah, harus apa? Bukankah menyerah adalah akhir segalanya?" "Aku menyerah karena sudah sangat lelah dengan semuanya." "Apa yang kau lelahkan hingga membuatmu menyerah?" "Perjuangan ini." "Perjuangan semacam apa yang membuatmu begitu cepat menyerah? Perjuangan meraih ambisi dunia? Jika iya, pantas saja kau mudah menyerah." Mendengar jawabannya aku menegak