Ku tuliskan rasa yang telah membuncah dalam jiwa
Rasa itu tak tertahan lagi
Meluap layaknya air bah yang menerjang perkampungan
Rasa yang membuat hatiku berdesir seperti ombak yang menggulung
Dan ku wakilkan semuanya dalam secarik kertas yang bermodalkan tinta hitam
Hanya sekelebat cerita di masa lalu yang bisa menemaniku di malam yang sepi
Riuh suara tak pelak membuatku berhenti membingkai perihal masa lalu
Aku selalu suka apapun dari sosokmu di masa lalu
Pribadimu yang elok selalu menjadi daya tarik untukku
Semua bukan hanya sekedar dongeng bagiku
Seuntai kalimat pun dari ceritamu di masa lalu menumbuhkan rasa yang tak terungkapkan oleh lisanku
Dan rasa itu terus bertahan sampai ia tak sanggup lagi membendung
Malam mulai larut dan purnama pun sudah lelah bertengger di angkasa
Tapi aku masih kokoh berdiri di tepi pantai demi sebuah rasa yang nestapa
Menunggu isyarat alam yang membisikkan ke dalam jiwa
Hendak kemana aku pergi ...
Ingin rasanya ku lepas semua disini
Lalu pergi tak kembali
tapi untuk apa?
Rasa itu tak akan pernah hilang
Hanya secuil pengharapan yang ku inginkan sekarang
Bertemu denganmu ...
Jikapun itu fatamorgana
Aku berharap engkau izinkan aku duduk berdua denganmu
Duduk di telaga kautsar yang permai
Memelukmu ...
Bercanda tawa ...
Dan hidup dalam naungan cintamu ...
Kumohon syafaat cintamu tercurahkan untukku kelak ya Rasulullah ....
18 Safar 1440 H
Suara hati dari umatmu yang merindukanmu,
Rasa itu tak tertahan lagi
Meluap layaknya air bah yang menerjang perkampungan
Rasa yang membuat hatiku berdesir seperti ombak yang menggulung
Dan ku wakilkan semuanya dalam secarik kertas yang bermodalkan tinta hitam
Hanya sekelebat cerita di masa lalu yang bisa menemaniku di malam yang sepi
Riuh suara tak pelak membuatku berhenti membingkai perihal masa lalu
Aku selalu suka apapun dari sosokmu di masa lalu
Pribadimu yang elok selalu menjadi daya tarik untukku
Semua bukan hanya sekedar dongeng bagiku
Seuntai kalimat pun dari ceritamu di masa lalu menumbuhkan rasa yang tak terungkapkan oleh lisanku
Dan rasa itu terus bertahan sampai ia tak sanggup lagi membendung
Malam mulai larut dan purnama pun sudah lelah bertengger di angkasa
Tapi aku masih kokoh berdiri di tepi pantai demi sebuah rasa yang nestapa
Menunggu isyarat alam yang membisikkan ke dalam jiwa
Hendak kemana aku pergi ...
Ingin rasanya ku lepas semua disini
Lalu pergi tak kembali
tapi untuk apa?
Rasa itu tak akan pernah hilang
Hanya secuil pengharapan yang ku inginkan sekarang
Bertemu denganmu ...
Jikapun itu fatamorgana
Aku berharap engkau izinkan aku duduk berdua denganmu
Duduk di telaga kautsar yang permai
Memelukmu ...
Bercanda tawa ...
Dan hidup dalam naungan cintamu ...
Kumohon syafaat cintamu tercurahkan untukku kelak ya Rasulullah ....
18 Safar 1440 H
Suara hati dari umatmu yang merindukanmu,
Komentar
Posting Komentar